Ternyata Ini 6 Fungsi Rumah Adat di Indonesia

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang sangat besar. Terbukti dengan ratusan suku bangsa yang tersebar di ribuan pulau antara Sabang dan Merauke. Setiap suku bangsa membawa identitas masing-masing, seperti bahasa, pakaian serta fungsi rumah adat. 

Rumah adat memiliki arsitektur yang khas, yang disesuaikan dengan kebutuhan, kebiasaan, ataupun kondisi lingkungan sekitarnya. Itulah sebabnya rumah adat terus dilestarikan sebagai sebuah warisan budaya. 

Lalu apa saja fungsi rumah adat? Apakah hanya berfungsi sebagai tempat tinggal? Berikut 7 fungsi rumah adat yang mungkin belum pernah anda ketahui:

  1. Berfungsi sebagai tempat hunian 

Tentunya fungsi yang paling penting dari rumah adat adalah sebagai tempat hunian. Setiap keluarga biasanya memiliki satu rumah adat utama. 

Terkadang karena perbedaan status, bentuk rumah adat akan berbeda dari keluarga satu dengan keluarga lainnya. Misalnya untuk keluarga tokoh yang dituakan atau berdarah biru, akan memiliki bentuk rumah adat yang sedikit berbeda dengan keluarga pada umumnya. 

Mungkin anda bertanya-tanya kenapa setiap suku memiliki rumah adat yang berbeda-beda? Salah satu faktor utamanya adalah karena masing-masing rumah adat menyesuaikan dengan kondisi wilayah sekitarnya. Tentunya rumah yang dibangun di dataran tinggi akan berbeda dengan rumah yang dibangun di dataran rendah.

  1. Berfungsi sebagai tempat diadakannya acara adat

Selain diperuntukkan sebagai tempat hunian, rumah adat juga dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan acara adat, seperti upacara adat, pernikahan, atau musyawarah warga.

  1. Berfungsi sebagai museum

Banyak rumah adat yang dialihfungsikan sebagai museum. Setiap suku bangsa biasanya memiliki barang-barang berharga berupa peninggalan dari leluhur. Karena memiliki nilai sejarah yang tinggi, barang-barang ini disimpan dengan baik di tempat yang khusus, yaitu rumah adat yang dijadikan museum. 

  1. Berfungsi sebagai identitas

Selain sebagai tempat hunian dan penyelenggaraan acara adat, rumah adat juga merupakan identitas sebuah suku bangsa. Gampangnya begini, dengan melihat rumah adatnya kita bisa langsung menebak suku bangsanya. 

Rumah adat tidak dibangun dengan asal-asalan. Perancangannya pasti melibatkan banyak detil yang bisa mewakili identitas suku seperti bahasa, karakter, serta ciri biologis. Belum lagi pertimbangan lain seperti kegunaan, fungsi sosial, budaya dan kearifan lokal, material, hingga kebiasaan masyarakatnya. 

  1. Berfungsi sebagai rekam jejak budaya

Sebelum membangun rumah adat, tentunya banyak nilai-nilai budaya yang dimasukkan dalam perancangannya. Nilai budaya ini merupakan warisan leluhur dan diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Nilai-nilai inilah yang membedakan antara rumah adat yang satu dengan rumah adat lainnya. 

Meski ada saja kemungkinan akan perubahan, namun nilai-nilai budaya itu tetap dilestarikan agar generasi selanjutnya dapat mengenal dan memahami kebudayaan leluhurnya. Jangan sampai nilai-nilai ini hilang karena tidak ada rekam jejak yang bisa dipelajari oleh generasi berikutnya. Contohnya, melalui rumah adat, generasi yang lebih muda dapat mempelajari betapa piawainya leluhur mereka dalam hal arsitektur. 

BACA JUGA : IDE DEKORASI RUMAH BERGAYA VINTAGE

Meski ada saja kemungkinan akan perubahan, namun nilai-nilai budaya itu tetap dilestarikan agar generasi selanjutnya dapat mengenal dan memahami kebudayaan leluhurnya. Jangan sampai nilai-nilai ini hilang karena tidak ada rekam jejak yang bisa dipelajari oleh generasi berikutnya. Contohnya, melalui rumah adat, generasi yang lebih muda dapat mempelajari betapa piawainya leluhur mereka dalam hal arsitektur. 

  1. Berfungsi sebagai simbol filosofi

Setiap suku bangsa tentunya memiliki filosofi yang dijunjung tinggi oleh setiap naggota adat. Setiap bagian dari kehidupan memiliki filosofinya masing-masing, termasuk dalam membangun rumah adat. Filosofi tersebut dapat muncul di bagian atap, pintu, jendela, bahkan corak dan struktur bangunan rumah adat.  

Contoh filosofi rumah adat adalah Rumah Joglo milik suku Jawa. Rumah ini dibangun berdasarkan filosofi Jawa yang menganggap gunung adalah sebuah hal yang sakral. Itulah sebabnya atap tajug pada rumah joglo menyerupai bentuk gunung.